Jumat, 26 Juni 2009

MANUSIA MAHLUK COMPLEK

Manusia merupakan mahluk komplek, keberadaannya melalui proses Hanyokro Manggiling atau populernya proses eko sistem (perputaran/peredaran masa), karena sebelum dilahirkan di dunia ini, manusia merupakan bagian dari segala benda-benda, baik di bumi, di udara, di angkasa dan di jagad raya ini dengan segala bentuk, baik yang hidup maupun benda mati, baik yang berwujud maupun tidak berwujud, sehingga tidak mengerti atau tidak mengetahui keberadaannya ketika sebelum dilahirkan dimuka bumi ini.

Melalui proses Hanyokro Manggiling atau eko sistem dan evolusi yang panjang inilah jagad raya melahirkan salah satu mahluk yang dinamakan manusia dan manusia-manusia generasi inilah yang melahirkan manusia-manusia baru yang juga melalui proses Hanyokro Manggiling atau proses eko sistem seperti pendahulunya, lahir, dewasa, tua, meninggal dunia, kembali menjadi bagian dari bumi.

Dimuka dan di dalam bumi ini hidup mahluk-mahluk lain yang tidak terhitung jumlahnya, berupa tumbuh-tumbuhan, binatang dan bercampur dengan segala macam unsur kehidupan dan kematian yang sedang menjalani proses Hanyokro Manggiling atau eko sistem (perputaran/peredaran) untuk menjadi mahluk-mahluk penghuni jagad raya ini, ada yang kembali jadi manusia lagi, jadi tumbuh-tumbuhan, jadi binatang, jadi air, jadi gas dlsb.

Sebagian dari semua unsur zat-zat di jagad raya inilah akhirnya berkumpul dalam diri manusia, ada yang berujud manusia laki-laki dan ada yang berujud manusia perempuan.

Didalam tubuh laki-laki terwujud air suci calon atau bibit manusia bayi dan dalam tubuh manusia perempuan terwujud ladang suci calon manusia bayi, pertemuan bibit atau air suci di dalam ladang suci di tubuh perempuan itulah terciptanya manusia.

Selanjutnya manusia menjalani kodratnya (tugas Illahi), kalau perempuan dibuahi, beranak, melahirkan dan menyusui, sedangkan laki-laki membuahi dan melindungi.

Semula tidak berdaya dan tidak berbentuk sempurna menurut sudut pandang manusia, karena kesempurnaan mahluk kecil itu tidak terpandang oleh manusia dengan mata telanjang karena pandangan manusia sangat terbatas kemampuannya.

Setelah cukup kuat dan sempurna calon manusia bayi untuk menjalani hidup di muka bumi ini, maka ia dilahirkan untuk menempuh kehidupan baru sama sekali yang sangat berbeda dengan kehidupan masa lalunya sewaktu berada dalam rahim ibunya.

Kehidupan baru si manusia jabang bayi meninggalkan kehidupan lamanya yakni dalam kandungan ibunya, manusia jabang bayi ini kelak tidak ingat lagi pada kehidupan masa lalunya ketika dalam kandungan ibunya.

Mahluk lainpun menempuh proses Hanyokro Manggiling atau proses ekosistem, sebagaimana proses Hanyokro Manggiling atau eko sistem yang dijalani oleh manusia, hanya manusia yang tidak mengerti.

Keberadaan manusia dimuka bumi atau di jagad raya ini, tidak ubahnya seperti bayi manusia yang masih dalam kandungan alam semesta untuk menuju ke kematian dunia atau meninggal dunia itulah hakekatnya manusia menuju pada kelahiran berikutnya di alam akherat.

Di alam akherat inilah manusia akan menjalani kehidupan barunya tanpa diikuti oleh badan/tubuh/raga yang terdiri dari tulang belulang, daging, otot, dan lain sebagainya.

Badan/tubuh/raga inilah sarana atau alat untuk merasakan panas, dingin, sejuk, nikmat, sengsara, bahagia, kepuasan nafsu dlsb.

Tanpa badan/tubuh/raga tidak akan diperoleh lagi rasa panas, dingin, sejuk, nikmat, bahagia, sengsara, kepuasan nafsu dlll, karena sarana atau alat untuk merasakan itu telah ditinggalkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar