Sabtu, 27 Juni 2009

Menyongsong Kehidupan Abadi

Dalam kehidupan didunia atau di jagad raya ini, manusia tidak ada ubahnya dengan kehidupan bayi didalam kandungan ibunya, dan bayi di dalam kandungan ibunya untuk menyongsong kehidupan barunya di dunia atau jagad raya ini orang tuanya yang mempersiapkan segala-galanya agar bayi manusia ini siap, kuat dan sempurna ketika menjalani kehidupan di dunia ini. Sedangkan manusia hidup di dalam kandungan jagad raya ini yang umumnya dinamakan manusia hidup, sebenarnya tidak lain hanya merupakan penantian untuk dilahirkan di alam lain (Alam Akherat) yang mempersiapkan adalah dirinya sendiri.

Jika bayi manusia di dalam kandungan ibu itu untuk memperoleh kesempurnaan kehidupan di dunia ini semuanya dipersiapkan kesempurnaannya oleh orang tuanya, tetapi manusia yang di dalam kandungan jagad raya ini untuk mencapai kesempurnaan kehidupannya kelak di alam akherat nanti, harus dipersiapkan oleh dirinya sendiri, dalam arti lain hanya dirinyalah yang dapat mempersiapkan agar kehidupan di akheratnya menjadi sempurna.

Ketika manusia akan dilahirkan di dunia ini, manusia dilengkapi dengan hati nurani oleh Sang Maha Kuasa atau Sang Maha Pencipta Jagad Raya ini.

Hatinurani merupakan jalan atau petunjuk arah yang benar dan sempurna untuk agar manusia dalam menjalani kehidupan dalam kandungan jagad raya ini dapat kembali dengan sempurna kepadaNya.

Sedangkan seluruh perintah suci (wisik), baik yang dibukukan seperti Al Qur'an, Injil, Zabur, Weda dll. merupakan lampu penerang agar manusia dapat membaca hati nuraninya dengan benar.

Kitab suci mengikuti hatinurani, karena kitab suci di bukukan jauh rentang waktunya dengan kehidupan hari ini, kitab suci ditulis dan dibukukan sesuai dengan keadaan atau adat kebiasaan waktu itu, sedangkan adat kebiasaan waktu sekarang sungguh sangat jauh perbedaannya, hanya pada nilai-nilai atau sifat-sifat kebesaran Illahi yang tidak akan berubah untuk selama-lamanya.

Karena itu dalam kehidupan ini atau untuk menyongsong kehidupan nanti di akherat, manusia harus memadukan antara hatinurani dengan kitab suci, hati nurani merupakan jalan yang harus ditempuh sedangkan kitab suci sebagai dian penyuluhnya (penerangnya).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar